Tuesday, April 1, 2014

Malselan (Malem Selasa'an) a'la Laponta

Palembang, 1 April 2014.

Sesuai judul, teman sejati adalah segalanya (???). Cuman teman sejati yang bisa bikin kamu lupa diri. Well, dalam artian positif.

Oke. Ceritanya begini. Kemaren (31 Maret 2014), seperti biasa, Kuartet Laponta keluar malam. Tujuan kali ini adalah Palembang Square, dengan pengundang si Ridho. Disuruh selepas maghrib di tempat, jam setengah 9 kurang baru tiba di tujuan. Biasa, jam kolor. Oke. singkat cerita, di situ kita makan sampe jam sepuluh kurang.

Setelah makan, gue baru inget kalo kunci motor ketinggalan di motor. Bingsal..? Jelas. Mau bilang apa gue ke ortu kalo motor gue ilang..? Kunci ketinggalan..? Untungnya kunci gue sempat diamankan oleh petugas setempat, jadi motor gue gak jadi ilang.

Di sini kegilaan bermula. Dengan uang pas-pasan, kita berempat nekat berangkat ke Dunkin' Donuts di bilangan Demang Lebar Daun. Dengan modal Rp 10.000 tiap orang, didapatlah segelas iced coffee. Tanpa malu, naik ke atas, duduk di bangku sofa, dan main kartu. Ya, kartu, kartu remi tepatnya. Entah apa yang sempat terpikir oleh para pengunjung Dunkin' Donuts yg lain begitu melihat kami datang dengan 1gelas iced coffee yang diminum berempat. Well, rogoh-rogoh kantong, gue nemu another ten thousands rupiahs. Dikumpulin, dapatlah IDR 33,000. Langsung pesan iced lemon tea 2. Lumayan. Hehehe.

Di sini Ridho mulai bercerita tentang kepindahan tugasnya ke daerah Bangko, Jambi. Ya, itulah resiko bekerja di instansi pemerintahan. Kita harus siap ditempatkan di mana saja. So long, buddy. We're gonna miss ya. Terlepas dari ini April Mop atau bukan, yang jelas dia bilang begitu.

Malam itu, seperti malam biasa ketika kami berkumpul. Dengan duit seadanya, yang bahkan bisa dibilang minim, kami berhasil membuat malam terasa begitu meriah. Hanya dengan 3 gelas minuman, 4 orang sahabat menghiasi gelapnya malam dengan tawa. Ya, inilah kami. Kami tidak mempermasalahkan uang, bukan berarti kami kaya, tetapi dengan uang seadanya kami bisa membuat sesuatu terasa begitu mewah.

Dan memang kami pantang pulang sebelum hari berganti. Tepat pukul 00.00 (1 April 2014) kami turun dari lantai atas Dunkin' Donuts, mampir sebentar ke toilet, dan sempat bercanda di dalam toilet. Dan kemudian menuju parkiran motor. Sempat berpamitan sebentar sama Ridho, dan langsung pulang karena memang kondisi gue udah ngantuk parah dan mesti ngerjain tugas pagi-pagi nanti. So, and off we go. Safe and sound.

Sekian tahun gue temenan sama mereka yang gue sebut Laponta family, meski pisah kuliah, gue salut karena masih bisa solid. Setiap ketemu, serasa gak ada yg berubah. Ada yg berubah, tapi gak banyak. Satu lagi, dengan dana minim, kita masih bisa tertawa lepas. Modal air mineral gelas, dan lilin sebatang, serta kartu 2 pak, kita masih bisa berbagi kebahagiaan.

2 comments:

  1. Terharu aku baco ni jak, hampir netes banyu mato aku pas baco ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Baconyo terharu, pas kejadiannyo cak wong katek duit... Hahaha. La kunci motor hampir ilang. hahaha.

      Delete

This House Is Not For Sale Review: II. Track by Track (Reg)

Jakarta, 18 Mei 2017 Jarak antara Part satu  dan Part dua lumayan jauh. Yaaaaa.... gimana lagi. Sibuk sih. Pergi pagi pulang malam te...