Saturday, April 21, 2012

Menceritakan Metropolis Pt.2: Scenes From A Memory


Cover album Metropolis Pt.2: Scenes From A Memory
Metropolis Pt.1: Scenes From A Memory merupakan album kelima Dream Theater yang dirilis pada tahun 1999.   Lagu-lagu dalam album ini sebenarnya adalah satu kesatuan cerita. Pas dibuat pertama kali merupakan satu kesatuan lagu engan durasi 23 menit yang merupakan sekuel dari lagu  Metropolis Pt.1: The Miracle and The Sleper dari album Images and Words. Album ini sendiri bercerita tentang seorang pria bernama Nocholas yang mencoba untuk mengungkap masa lalunya yang berisikan kisah cinta, pembunuhan, dan ketidaksetiaan.

Tracklist:
  1. Regression
  2. Overture 1928
  3. Strange Déjà Vu
  4. Through My Words
  5. Fatal Tragedy
  6. Beyond This Life
  7. Through Her Eyes
  8. Home
  9. The Dance Of Eternity
  10. One Last Time
  11. The Spirit Carries On
  12. Finally Free


Tokoh-tokoh:

  • Nicholas
  • Hipnoterapis
  • Orang tua
  • Victoria Page (Metropolis)
  • Senator Edward Baynes (The Miracle)
  • Julian Baynes (The Sleeper)
Story:
Album dimulai dengan lagu Regression yang menceritakan ketika Nicholas menemui seorang ahli terapis karena merasa dihantui oleh seorang wanita di dalam mimpinya. Pada akhir lagu, diketahui bahwa wanita tersebut bernama Victoria.

Album terus berlanjut dengan lagu Overture 1928. Lagu ini menggambarkan ketika Nicholas sedang dalam keadaan terhipnotis. Ia mulai fokus kepada wanita yang ia temui di mimpinya itu.

Kemudian, dalam lagu Strange Déjà Vu diketahui bahwa Nicholas telah masuk ke alam bawah sadarnya. Ia masuk ke sebuah rumah, dan melihat ruangan - yang diselimuti hawa dingin menusuk - yang tidak asing baginya namun ruangan tersebut belum pernah ia datangi sebelumnya. Ia menaiki tangga menuju ruangan di lantai atas, dan masuk ke ruangan itu, yang ternyata di ruangan itu lah ia bertemu dengan Victoria. Ketika ia melihat ke cermin yang tergantung di dinding, ia melihat bayangan muncul semakin jelas membentuk wajah dari seseorang yang tak asing, Victoria. Kemudian ia berkata kepada bayangan itu "Young child, won't you tell me why I'm here?" yang artinya "Hai, maukah anda menjelaskan kenapa saya bisa berada di sini?" Namun bayangan itu hanya diam, tapi dari matanya bisa disimpulkan bahwa ada sesuatu yang ia pendam, sesuatu yang sangat menyaktkan. Tetapi kemudian bayangan tersebut berkata "tears my heart into two. I'm not the one the Sleeper thought he knew" yang kemudian diketahui bahwa ia telah berselingkuh dengan Edward Baynes (The Miracle), saudara kandung Julian Baynes (The Sleeper). Ia merasa bersalah atas apa yang ia lakukan terhadap Julian.

Kemudian, Nicholas pun kembali ke kesadarannya, tetap dengan pertanyaan di kepalanya, kenapa dengan gadis tersebut, mengapa ia kerap menghantui mimpinya. Ia pun berusaha untuk menemukan jawaban atas mimpinya itu.

Setelah mencoba menemukan jawaban dari mimpinya, ia pun harus menelan fakta bahwa Victoria adalah dirinya sendiri. Dengan kata lain, ia adalah reinkarnasi dari Victoria. Kisah ini tergambar jelas dalam lirik lagu lagu Through My Words, yang berbunyi:
"All your eyes have ever seen, all you've ever heard, is etched upon my memory, is spoken through my words. All that I take with me is all you've left behind. We're sharing one eternity, living in two minds. Linked by an endless thread, impossible to break."
Pada malam-malam berikutnya, seperti yang diceritakan di lagu Fatal Tragedy, mimpinya semakin menjadi-jadi. Ia mendengar tangisan seorang wanita, tapi tidak mengetahui dari mana asalnya. Merasa terganggu dengan suara itu, ia pun memutuskan untuk keluar untuk menghilangkan beban pikiran. Dalam perjalanannya, ia bertemu dengan seseorang yang sudah tua, ia berbincang dengannya, dan ternyata orang tua tersebut mengetahui tentang Victoria. Ia pun bertanya, namun tetap tidak menemukan kejelasan. Ia pun menemui ahli hipnoterapis yang dulu pernah ia temui. Sejalan dengan waktu, ai pun kembali ke alam bawah sadar, "Now it is time to see how you died, remember the death is not the end. But only a transition." kata sang ahli hipnoterapis.

Dalam keadaan terhipnotis, seperti dalam lirik lagu Beyond This Life, Nicholas melihat seseorang, sedang membaca koran bertanggal 18 Oktober 1928 dengan headline:
"Murdered. A young girl killed. Desperate shooting at Echo's Hill. Dreadful ending, killer died. Evidently suicide."
Setelah ia baca lebih jelas artikel tersebut, ia menemukan bahwa itu adalah Victoria. Dalam pembacaannya lebih lanjut, ia juga menemukan bahwa ada seorang saksi yang melihat kejadian itu. Saksi tersebut mencoba untuk membantu, tapi terlambat. Pembunuh itu sudah membunuh Victoria. Kemudian saksi tersebut mencoba meredakan situasi dengan mencoba menenangkan sang pembunuh, yang kemudian mengarahkan pistolnya ke dirinya sendiri. Namun dalam artikel itu, disebutkan bahwa ada sesuatu yang ganjil. Polisi menemukan bahwa ada sebilah pisau tergeletak di tanah, juga ada satu botol whiskey yang terjatuh didekatnya, ditambah pesan di kantung jaket sang pembunuh yang bertuliskan "This feeling inside me, finally found my love, I've finally broke free. No longer torn in two. I'd take my own life before losing you." Kasus ini pun menjadi semakn membingungkan. Alih-alih menemukan jawaban, ia malah menemukan pertanyaan, siapa yang membunuh Victoria. Ia pun kembali terbangun dari alam bawah sadarnya.

Beberapa hari pasca mengetahui bahwa Victoria ternyata dibunuh, Nicholas pun merasa iba dan sedikit bersalah. Ia kemudian mengunjungi makam Victoria. Perasaannya semakin menjadi-jadi ketika ia membaca tulisan ada batu nissan makam Victoria, seperti yang dikutip dari lagu Through Her Eyes:
"Just beyond the churchyard gates, where the grass is overgrown, I saw the writing on her stone. I felt like I would suffocate. 'Inloving memory of our child. So Innocence, eyes open wide.' I felt so empty as I cried, like part of me had died."
Hatinya terasa tercabik-cabik, ia merasa sebagian hidupnya telah tiada. Namun ia tetap harus menyelesaikan masalahnya untuk menemukan dirinya di masa lalu. Ia pun mengucapkan selamat tinggal kepada Victoria.

Dalam lagu berjudul Home, diketahui bahwa Julian hanya tinggal sebuah teka-teki bagi Victoria. Victoria meninggalkan Julian karena kecanduannya akan alkohol dan judi yang tak kunjung membaik. Dalam kesedihannya, ia dihampiri oleh Edward, ia pun menangis di pelukan Edward. Diperjelas dalam lirik "I remember the first time she came to me, she poured her soul out all night and cried. I remember I was told there's a new love that's born for each one that has died" Ia pun jatuh cinta dengan Edward, saudara Julian, dan begitu pula dengan Edward.

Kembali ke masa sekarang, Nicholas pun penasaran dengan bukti-bukti pembunuhan yang ia temukan di koran ketika ia memasuki alam bawah sadarnya saat proses hipnotisnya yang terakhir kemarin. Ia mencoba merangkai kejadian demi kejadian.  Dan menemukan keganjilan, seperti yang diungkapkan dalam lagu One Last Time:
"It doesn't make any sense, this tragic ending. In spite of the evidence, here's something still missing. Heard some of the rumors told, a taste of one's wealth. Did Victoria wound his soul? Did she bid him farewell?"
Dalam lagu tersebut juga diceritakan bahwa Nicholas mengunjungi rumah Edward, tempat Edward dan Victoria bercinta seperti yang dikisahkan dalam lagu Home dan The Dance Of Eternity, yang menurutnya memegang peranan penting dalam kematian Victoria. Begitu ia menelusuri rumahnya, ia terhenyak dalam pikirannya, ia merasakan apa yang dirasakan oleh Victoria ketika berjalan di dalam rumah Edward, meskipun saat itu Nicholas sedang dalam keadaan sadar. Begitu juga ketika ia menaiki tangga menuju kamar Edward, semua tampak tidak begitu asing. Di kamar itulah ia bertemu dalam Victoria di mimpinya (lihat Strange Deja Vu). Di kamar itu pula, ia menemukan sebuah bukti, sebuah diary milik Edward. Sekarang semuanya telah menjadi jelas. Siapa yang membunuh Victoria, serta bukti-bukti ganjil yang ditemukan di TKP. Ia merasa tenang.

Malamnya, ketika ia tertidur, ia kembali bertemu dengan Victoria. Seperti yang ada di dalam lagu The Spirit Carries On, Victoria berkata "Move on, be brave. Don't weep at my grave. Because I am no longer here. But please never let your memories of me disappear." Victoria berkata bahwa ia sudah tenang di alam sana, Nicholas tidak perlu khawatir Victoria kembali menghantuinya. Namun ia berpesan agar Nicholas tidak melupakan dirinya.

Keesokan harinya, Nicholas kembali menemui ahli hipnoterapis. Namun Nicholas ditipu oleh ahli hipnoterapis tersbut. Ia dihipnotis untuk kembali ke saat Victoria di bunuh. Kisah tersebut tertulis jelas dalam lirik lagu Finally Free.
"The Miracle: Friday evening, the blood still on my hands to think that she would leave me now for that ungrateful man. Sole survivor, no witness to the crime. I must act fast to cover up, I think that there's still time. He'd seem hopeless and lost with this note. They'll buy into the words that I wrote. 'This feeling inside me, finally found my love, I've finally broke free. No longer torn in two, I'd take my own life before losing you'

Victoria: Feeling good this Friday afternoon, I ran into Julian, said we'd get together soon. He's always had my heart, he needs to know. I'll break free of the Miracle, it's time for him to go."
Dikatakan bahwa Edward lah yang membunuh Victoria. Kejadian jelasnya dilihat Nicholas dalam alam bawah sadarnya, Victoria sedang menunggu Julian di malam hari, di dekat rumah Julian. Begitu Julian datang, ia menceritakan semuanya kepada Julian, dan meminta maaf kepada Julian. Julian pun memaafkannya. Tanpa mereka ketahui, datanglah Edward. Ia membawa sebuah revolver dan mengacungkannya ke arah Victoria. Julian mencoba membatalkan aksi Edward tersebut dengan sebilah pisau miliknya, botol whiskey Julian terjatuh ke tanah, Julian tertembak di dada. Victoria pun berteriak histeris. Kemudian, Edward, dengan pistol megarah ke Victoria, berkata "Open your eyes, Victoria." dan menembak Victoria. Sebelum lari, ia pun menyelipkan pesan yang telah dibuatnya ke saku jaket Nicholas. Sadar dari pingsannya, Julian yang sekarat, mendekati Victoria, memeluknya, dan kemudian keduanya meninggal.

Jelaslah sudah bahwa Edward merupakan pembunuh mereka berdua, Edward lah lelaki yang ia lihat sedang membaca koran, Edward pula lah yang mengaku sebagai saksi kepada polisi. Jelaslah semua keganjilan yang ditemukan di TKP. Nicholas pun kembali ke alam sadarnya dengan perasaan lega. Ia pun pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah, Nicholas menghenyakkan diri ke kursi di ruang kerjanya, sembari mematika televisi dan memutar piringan hitam sambil meminum segelas whiskey. Pikirannya telah bebas akan Victoria. Tanpa disadarinya, seseorang masuk ke ruang kerjanya, membawa sebilah pisau, dan berkata dengan suara yang tak asing bagi Nocholas "Open your eyes, Nicholas."

Kesimpulan:
Nicholas adalah reinkarnasi dari Victoria yang tewas dibunuh oleh selingkuhannya yang juga saudara Julian, Edward. Diketahui juga bahwa ahli terapis yang menangani Nicholas adalah reinkarnasi dari Edward itu sendiri. Dapat disimpulkan bahwa Nicholas kemudian dibunuh oleh ahli terapisnya.

10 comments:

  1. lumayan berat bacoanny ni, hwhwhhw

    ReplyDelete
  2. wah dalam banget,hehehe
    pendengar awam bisa salah tafsir nih...
    tengkyu bro

    ReplyDelete
  3. terimakasih, akhirnya saya tau cerita Overture 1928. tetapi ini apakah kisah nyata atau hanya kayaalan Dream Theater?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo dr opini dan analisa saya, itu kisah fiksi. Sebetulnya album ini kelanjutan dari lagu Metropolis Pt.1: The Miracle and The Sleeper (cmiiw)

      Delete
  4. Bacaannya panjaaang bgt. Ternyata lagu itu spt film ya? Ini fiksi atau nyata?

    ReplyDelete

This House Is Not For Sale Review: II. Track by Track (Reg)

Jakarta, 18 Mei 2017 Jarak antara Part satu  dan Part dua lumayan jauh. Yaaaaa.... gimana lagi. Sibuk sih. Pergi pagi pulang malam te...