Tuesday, October 8, 2013

... Sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu. (Kej 3:19)

Sabtu, 5 Oktober 2013

Pagi itu, aku melangkahkan kaki dengan lemas setelah turun dari kendaraan yang kukendarai menuju tempat kuliahku. Ya, pagi itu memang pikiranku sedang tidak menentu. Terbebani oleh tugas, ulangan mid, kulaih tambahan, ditambah hanya mendapat jatah tidur 3 jam malam sebelumnya.

Kelas pertama adalah ujian mid semester untuk mata kuliah Kebanksentralan, dilanjutkan dua sesi kuliah tambahan untuk mata kuliah Metode Penelitian.

*****

Pagi itu, aku terbangun dengan kabar bahwa nenekku mengalami kecelakaan dalam perjalanannya menuju Gereja St. Fransiskus Asisi untuk menjalani misa harian seperti hari-hari biasanya. Di dalam kamar, hanya bisa mendengar dengan pasrah. Tak bisa tertidur, kuputuskan untuk mempercepat aktivitasku hari itu. Segera ku bersiap untuk berangkat kuliah.

*****

Pelajaran Metode Penelitian pun tak bisa kuikuti dengan lancar karena kantuk berat yang melanda akibat kurang tidur karena mengerjakan tugas untuk mata kuliah ini. Apa yang dikatakan dosen hampir tidak bisa kumengerti sama sekali, hanya sedikit yang kutangkap, yaitu analisis BLUE.

Istirahat pergantian sesi. Sekitar pukul 10 pagi itu, mendapat kabar kalau nenekku sudah dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Cemas, panik, bingung, tidak tahu harus apa, hanya bisa pasrah. Namun, tak satupun air mata menitik.

*****

Sore itu, pesawat yang kami tumpangi mendarat di Cengkareng. Segera memesan taksi untuk mengantarkan kami ke rumah duka. Ya, memang  beliau (alm) pernah berpesan, bahwa ia tidak ingin jenazahnya ditaruh di rumah, melainkan di rumah duka.

Setibanya di rumah duka, tangis tak terbendung. Air mata yang sedari pagi tak menetes, akhirnya jatuh juga. Terbayang senyumannya, terngiang suaranya, logatnya yang khas, dan segala detil yang memang sudah menjadi ciri khasnya, semua tentangnya yang akan kurindukan seumur hidupku.

Engkau begitu cantik malam itu. Dengan pakaian terbaik yang memang telah engkau siapkan untuk menghadap Sang Pencipta. Dengan karangan bunga yang menghias di sekelilingmu. 

Selamat jalan, eyang. Terima kasih atas segala kasih sayang dan perhatian yang engkau berikan untukku. Semoga eyang bisa beristirahat dalam damai di sana. Semoga mendapatkan tempat yang terbaik di sisiNya. Salam sayang dari cucu pertamamu yang begitu merindukanmu.

*********************************
"I am the resurrection, and the life: he that believeth in Me, though he were dead, yet shall he live." (John 11:25)
"Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati" (Yohanes 11:25)
"In the sweat of thy face shalt thou eat bread, till thou return unto the ground; for out of it wast thou taken: for dust thou art, and unto dust shalt thou return." (Genesis 3:19)
"Dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu." (Kejadian 3:19)
*********************************
"As her body lies still and the ending draws near, spirit rises through the air, all her fears disappears, it all becomes clear. A blinding light comes into view, an old soul exchanged for a new. Familiar voice comes shining through. We'll meet again, someday. Soon."
********************************* 
In Memoriam, Eyang
1944-2013

This House Is Not For Sale Review: II. Track by Track (Reg)

Jakarta, 18 Mei 2017 Jarak antara Part satu  dan Part dua lumayan jauh. Yaaaaa.... gimana lagi. Sibuk sih. Pergi pagi pulang malam te...