Monday, April 23, 2012

Sekilas Tentang @BonJoviFCIndo (Bon Jovi Fans Club Indonesia)



Hi, guys.

Mungkin ada beberapa yang belum kenal sama gw. Well, gw adalah Gerardus Ezra Subagio, Administrator #4 dari sebuah grup fan-base di Facebook yang bernama BON JOVI FANS CLUB INDONESIA. Tugas gw di situ sebenarnya adalah bagian yang "mengurusi" foto-foto di grup tersebut berhubung 30% dari semua foto di situ gw yang upload. Hahaha. Gak penting deh. Well, sebenernya yang mau gw ceritain di sini adalah grup ini secara keseluruhan.

BON JOVI FANS CLUB INDONESIA (BJFCI)
Bon Jovi Fans Club Indonesia dulunya bernama Bon Jovi Fans Indonesia (BJFI). Grup ini didirikan oleh Ruri Jovi pada tanggal 19 Agustus 2009. Yep, Agustus ini, grup ini akan berumur 3 tahun. Ketika gw join grup ini,  kira-kira tahun 2010 (gw masih kelas 2 SMA) member yang ada hanya belasan orang. Beberapa yang gw kenal diantaranya adalah @WaraBongiovi@Witjovi, dan lain sebagainya. Masih inget nggak waktu jaman di grup yang postingan dibales postingan, bukan komentar, dan masih ada Discussion Board..? Kira-kira begitulah grup ini dulu. Admin di situ juga baru ada 2, yaitu bro Ruri dan mbak Wara yang sering disalah artikan sebagai laki-laki. Hehehe.

Pas jaman-jaman sepi, begitu gw nyebutnya, sekian belas sesepuh ini mulai "membuka" grup ke khalayak umum. Mulai dari meng-invite seluruh friend di Facebook tanpa terkecuali, memposting link di wall, sampe lewat radio secara kurang legal, yakni diselipin lewat sms request lagu. Yah, semua cara memang dianggap legal berhubung kita mau mengenalkan grup ini ke khalayak umum.

Ketika member mencapai sekian ratus, mbak Wara "merekrut" beberapa rekan Facebooknya untuk menjadi administrator page. Dari sekian orang yang pengen, dipilihlah 4 orang yang nantinya akan membantu mengurus grup tersebut. Keempat orang tersebut adalah:
  • Iwan Rasta Satu
  • Yohannes Rpk
  • Gerardus Ezra, dan
  • Petrus Hawula
Ketika masa-masa ini, grup ini belum begitu nampak di lingkungan publik. Tapi, mulai ada banyak event-event yang berlangsung. Beberapa di antaranya adalah Gathering, nginep bareng, dsb. Yang paling sering diadain sih Gathering. Jujur, sebagai admin, gw adalah satu-satunya orang yang belum pernah ikut acara apapun di BJFCI ini. Dari awal terbentuknya sampe sekarang. Yang bisa gw sumbangin adalah ide-ide, pendapat-pendapat, dan gagasan-gagasan gw.

Well, lanjut. Pada umurnya yang kedua, grup ini mengadakan Gathering akbar yang diadakan di Blok M Plasa. Gathering ini bisa dibilang sebagai salah satu gathering yang paling sukses karena banyaknya anggota yang hadir. Selain itu, gathering ini juga  dinilai penting dikarenakan gw anggap sebagai titik loncat BJFCI dari sebuah grup FB biasa menjadi sebuah fan base yang merangku seluruh fans Bon Jovi di Indonesia. Beberapa event lain mulai diadakan, seperti lomba membuat puisi bertemakan Cinta dan Bon Jovi, karangan essay, dan lain sebagainya, yang tentunya dengan pemberian hadiah untuk pemenang. Dan hadiahnya nggak tanggung-tanggung, mulai dari CD Impor (original lho) sampai Box Set 100,000,000 Bon Jovi Fans Can't Be Wrong..!!!

Sekarang, BJFCI sudah mulai melebarkan sayap. Mulai dari website pribadi (masih dikembangkan), blog, grup, bahkan member card. Dan sekarang, grup ini sedang mengusahakn sebuah acara penggalangan dana untuk Pak Raden.

So, jikalau ada beberapa di antara kalian yang menyukai Bon Jovi, silahkan join di grup ini. Bebas, tidak dipungut biaya, plus semua member yang ada di situ baik-baik, kok. Satu hal yang gw banggain dari grup ini adalah ini adalah grup yang paling rapi yang pernah gw kunjungin.

See you there, guys.

Admin 4
In charge of photos

Gerardus Ezra

Saturday, April 21, 2012

Menceritakan Metropolis Pt.2: Scenes From A Memory


Cover album Metropolis Pt.2: Scenes From A Memory
Metropolis Pt.1: Scenes From A Memory merupakan album kelima Dream Theater yang dirilis pada tahun 1999.   Lagu-lagu dalam album ini sebenarnya adalah satu kesatuan cerita. Pas dibuat pertama kali merupakan satu kesatuan lagu engan durasi 23 menit yang merupakan sekuel dari lagu  Metropolis Pt.1: The Miracle and The Sleper dari album Images and Words. Album ini sendiri bercerita tentang seorang pria bernama Nocholas yang mencoba untuk mengungkap masa lalunya yang berisikan kisah cinta, pembunuhan, dan ketidaksetiaan.

Tracklist:
  1. Regression
  2. Overture 1928
  3. Strange Déjà Vu
  4. Through My Words
  5. Fatal Tragedy
  6. Beyond This Life
  7. Through Her Eyes
  8. Home
  9. The Dance Of Eternity
  10. One Last Time
  11. The Spirit Carries On
  12. Finally Free


Tokoh-tokoh:

  • Nicholas
  • Hipnoterapis
  • Orang tua
  • Victoria Page (Metropolis)
  • Senator Edward Baynes (The Miracle)
  • Julian Baynes (The Sleeper)
Story:
Album dimulai dengan lagu Regression yang menceritakan ketika Nicholas menemui seorang ahli terapis karena merasa dihantui oleh seorang wanita di dalam mimpinya. Pada akhir lagu, diketahui bahwa wanita tersebut bernama Victoria.

Album terus berlanjut dengan lagu Overture 1928. Lagu ini menggambarkan ketika Nicholas sedang dalam keadaan terhipnotis. Ia mulai fokus kepada wanita yang ia temui di mimpinya itu.

Kemudian, dalam lagu Strange Déjà Vu diketahui bahwa Nicholas telah masuk ke alam bawah sadarnya. Ia masuk ke sebuah rumah, dan melihat ruangan - yang diselimuti hawa dingin menusuk - yang tidak asing baginya namun ruangan tersebut belum pernah ia datangi sebelumnya. Ia menaiki tangga menuju ruangan di lantai atas, dan masuk ke ruangan itu, yang ternyata di ruangan itu lah ia bertemu dengan Victoria. Ketika ia melihat ke cermin yang tergantung di dinding, ia melihat bayangan muncul semakin jelas membentuk wajah dari seseorang yang tak asing, Victoria. Kemudian ia berkata kepada bayangan itu "Young child, won't you tell me why I'm here?" yang artinya "Hai, maukah anda menjelaskan kenapa saya bisa berada di sini?" Namun bayangan itu hanya diam, tapi dari matanya bisa disimpulkan bahwa ada sesuatu yang ia pendam, sesuatu yang sangat menyaktkan. Tetapi kemudian bayangan tersebut berkata "tears my heart into two. I'm not the one the Sleeper thought he knew" yang kemudian diketahui bahwa ia telah berselingkuh dengan Edward Baynes (The Miracle), saudara kandung Julian Baynes (The Sleeper). Ia merasa bersalah atas apa yang ia lakukan terhadap Julian.

Kemudian, Nicholas pun kembali ke kesadarannya, tetap dengan pertanyaan di kepalanya, kenapa dengan gadis tersebut, mengapa ia kerap menghantui mimpinya. Ia pun berusaha untuk menemukan jawaban atas mimpinya itu.

Setelah mencoba menemukan jawaban dari mimpinya, ia pun harus menelan fakta bahwa Victoria adalah dirinya sendiri. Dengan kata lain, ia adalah reinkarnasi dari Victoria. Kisah ini tergambar jelas dalam lirik lagu lagu Through My Words, yang berbunyi:
"All your eyes have ever seen, all you've ever heard, is etched upon my memory, is spoken through my words. All that I take with me is all you've left behind. We're sharing one eternity, living in two minds. Linked by an endless thread, impossible to break."
Pada malam-malam berikutnya, seperti yang diceritakan di lagu Fatal Tragedy, mimpinya semakin menjadi-jadi. Ia mendengar tangisan seorang wanita, tapi tidak mengetahui dari mana asalnya. Merasa terganggu dengan suara itu, ia pun memutuskan untuk keluar untuk menghilangkan beban pikiran. Dalam perjalanannya, ia bertemu dengan seseorang yang sudah tua, ia berbincang dengannya, dan ternyata orang tua tersebut mengetahui tentang Victoria. Ia pun bertanya, namun tetap tidak menemukan kejelasan. Ia pun menemui ahli hipnoterapis yang dulu pernah ia temui. Sejalan dengan waktu, ai pun kembali ke alam bawah sadar, "Now it is time to see how you died, remember the death is not the end. But only a transition." kata sang ahli hipnoterapis.

Dalam keadaan terhipnotis, seperti dalam lirik lagu Beyond This Life, Nicholas melihat seseorang, sedang membaca koran bertanggal 18 Oktober 1928 dengan headline:
"Murdered. A young girl killed. Desperate shooting at Echo's Hill. Dreadful ending, killer died. Evidently suicide."
Setelah ia baca lebih jelas artikel tersebut, ia menemukan bahwa itu adalah Victoria. Dalam pembacaannya lebih lanjut, ia juga menemukan bahwa ada seorang saksi yang melihat kejadian itu. Saksi tersebut mencoba untuk membantu, tapi terlambat. Pembunuh itu sudah membunuh Victoria. Kemudian saksi tersebut mencoba meredakan situasi dengan mencoba menenangkan sang pembunuh, yang kemudian mengarahkan pistolnya ke dirinya sendiri. Namun dalam artikel itu, disebutkan bahwa ada sesuatu yang ganjil. Polisi menemukan bahwa ada sebilah pisau tergeletak di tanah, juga ada satu botol whiskey yang terjatuh didekatnya, ditambah pesan di kantung jaket sang pembunuh yang bertuliskan "This feeling inside me, finally found my love, I've finally broke free. No longer torn in two. I'd take my own life before losing you." Kasus ini pun menjadi semakn membingungkan. Alih-alih menemukan jawaban, ia malah menemukan pertanyaan, siapa yang membunuh Victoria. Ia pun kembali terbangun dari alam bawah sadarnya.

Beberapa hari pasca mengetahui bahwa Victoria ternyata dibunuh, Nicholas pun merasa iba dan sedikit bersalah. Ia kemudian mengunjungi makam Victoria. Perasaannya semakin menjadi-jadi ketika ia membaca tulisan ada batu nissan makam Victoria, seperti yang dikutip dari lagu Through Her Eyes:
"Just beyond the churchyard gates, where the grass is overgrown, I saw the writing on her stone. I felt like I would suffocate. 'Inloving memory of our child. So Innocence, eyes open wide.' I felt so empty as I cried, like part of me had died."
Hatinya terasa tercabik-cabik, ia merasa sebagian hidupnya telah tiada. Namun ia tetap harus menyelesaikan masalahnya untuk menemukan dirinya di masa lalu. Ia pun mengucapkan selamat tinggal kepada Victoria.

Dalam lagu berjudul Home, diketahui bahwa Julian hanya tinggal sebuah teka-teki bagi Victoria. Victoria meninggalkan Julian karena kecanduannya akan alkohol dan judi yang tak kunjung membaik. Dalam kesedihannya, ia dihampiri oleh Edward, ia pun menangis di pelukan Edward. Diperjelas dalam lirik "I remember the first time she came to me, she poured her soul out all night and cried. I remember I was told there's a new love that's born for each one that has died" Ia pun jatuh cinta dengan Edward, saudara Julian, dan begitu pula dengan Edward.

Kembali ke masa sekarang, Nicholas pun penasaran dengan bukti-bukti pembunuhan yang ia temukan di koran ketika ia memasuki alam bawah sadarnya saat proses hipnotisnya yang terakhir kemarin. Ia mencoba merangkai kejadian demi kejadian.  Dan menemukan keganjilan, seperti yang diungkapkan dalam lagu One Last Time:
"It doesn't make any sense, this tragic ending. In spite of the evidence, here's something still missing. Heard some of the rumors told, a taste of one's wealth. Did Victoria wound his soul? Did she bid him farewell?"
Dalam lagu tersebut juga diceritakan bahwa Nicholas mengunjungi rumah Edward, tempat Edward dan Victoria bercinta seperti yang dikisahkan dalam lagu Home dan The Dance Of Eternity, yang menurutnya memegang peranan penting dalam kematian Victoria. Begitu ia menelusuri rumahnya, ia terhenyak dalam pikirannya, ia merasakan apa yang dirasakan oleh Victoria ketika berjalan di dalam rumah Edward, meskipun saat itu Nicholas sedang dalam keadaan sadar. Begitu juga ketika ia menaiki tangga menuju kamar Edward, semua tampak tidak begitu asing. Di kamar itulah ia bertemu dalam Victoria di mimpinya (lihat Strange Deja Vu). Di kamar itu pula, ia menemukan sebuah bukti, sebuah diary milik Edward. Sekarang semuanya telah menjadi jelas. Siapa yang membunuh Victoria, serta bukti-bukti ganjil yang ditemukan di TKP. Ia merasa tenang.

Malamnya, ketika ia tertidur, ia kembali bertemu dengan Victoria. Seperti yang ada di dalam lagu The Spirit Carries On, Victoria berkata "Move on, be brave. Don't weep at my grave. Because I am no longer here. But please never let your memories of me disappear." Victoria berkata bahwa ia sudah tenang di alam sana, Nicholas tidak perlu khawatir Victoria kembali menghantuinya. Namun ia berpesan agar Nicholas tidak melupakan dirinya.

Keesokan harinya, Nicholas kembali menemui ahli hipnoterapis. Namun Nicholas ditipu oleh ahli hipnoterapis tersbut. Ia dihipnotis untuk kembali ke saat Victoria di bunuh. Kisah tersebut tertulis jelas dalam lirik lagu Finally Free.
"The Miracle: Friday evening, the blood still on my hands to think that she would leave me now for that ungrateful man. Sole survivor, no witness to the crime. I must act fast to cover up, I think that there's still time. He'd seem hopeless and lost with this note. They'll buy into the words that I wrote. 'This feeling inside me, finally found my love, I've finally broke free. No longer torn in two, I'd take my own life before losing you'

Victoria: Feeling good this Friday afternoon, I ran into Julian, said we'd get together soon. He's always had my heart, he needs to know. I'll break free of the Miracle, it's time for him to go."
Dikatakan bahwa Edward lah yang membunuh Victoria. Kejadian jelasnya dilihat Nicholas dalam alam bawah sadarnya, Victoria sedang menunggu Julian di malam hari, di dekat rumah Julian. Begitu Julian datang, ia menceritakan semuanya kepada Julian, dan meminta maaf kepada Julian. Julian pun memaafkannya. Tanpa mereka ketahui, datanglah Edward. Ia membawa sebuah revolver dan mengacungkannya ke arah Victoria. Julian mencoba membatalkan aksi Edward tersebut dengan sebilah pisau miliknya, botol whiskey Julian terjatuh ke tanah, Julian tertembak di dada. Victoria pun berteriak histeris. Kemudian, Edward, dengan pistol megarah ke Victoria, berkata "Open your eyes, Victoria." dan menembak Victoria. Sebelum lari, ia pun menyelipkan pesan yang telah dibuatnya ke saku jaket Nicholas. Sadar dari pingsannya, Julian yang sekarat, mendekati Victoria, memeluknya, dan kemudian keduanya meninggal.

Jelaslah sudah bahwa Edward merupakan pembunuh mereka berdua, Edward lah lelaki yang ia lihat sedang membaca koran, Edward pula lah yang mengaku sebagai saksi kepada polisi. Jelaslah semua keganjilan yang ditemukan di TKP. Nicholas pun kembali ke alam sadarnya dengan perasaan lega. Ia pun pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah, Nicholas menghenyakkan diri ke kursi di ruang kerjanya, sembari mematika televisi dan memutar piringan hitam sambil meminum segelas whiskey. Pikirannya telah bebas akan Victoria. Tanpa disadarinya, seseorang masuk ke ruang kerjanya, membawa sebilah pisau, dan berkata dengan suara yang tak asing bagi Nocholas "Open your eyes, Nicholas."

Kesimpulan:
Nicholas adalah reinkarnasi dari Victoria yang tewas dibunuh oleh selingkuhannya yang juga saudara Julian, Edward. Diketahui juga bahwa ahli terapis yang menangani Nicholas adalah reinkarnasi dari Edward itu sendiri. Dapat disimpulkan bahwa Nicholas kemudian dibunuh oleh ahli terapisnya.

Friday, April 20, 2012

Top 10 Dream Theater's Songs

Dream Theater
Left to right: Petrucci, Rudess, LaBrie, Myung, Portnoy

Dream Theater merupakan sebuah mega band beraliran progressive rock yang begitu melegenda dikarenakan personilnya yang merupakan pemain musik top dunia, dan juga karena sebagian besar personilnya merupakan lulusan sekolah musik Berkeley. Dikarenakan kepakarannya dalam bermusik, lagu-lagu yang mereka hasilkan tentu tidak biasa. Berikut 10 lagu top mereka menurut pendapat saya:

METROPOLIS PT.1: THE MIRACLE AND THE SLEEPER (Images and Words, 1992)
Lagu yang berasal dari album Images and Words ini berada di urutan pertama dikarenakan keunikan yang dimiliki lagu ini. Dikatakan unik karena lagu ini menceritakan suatu kisah cinta segitiga antara Metropolis (yang kemudian dikenal dengan nama Victoria), The Miracle (Edward Baynes), dan The Miracle (Julian Baynes). Dalam lirik lagu ini, ada 3 unsur penting yang menceritakan kisah tersebut secara garis besar, yakni:
  • "Death is the first dance. Eternal. There's no more freedom. The both of you will be confined to this mind."
  • "Deceit is the second without end. This city's cold blood teaches us to survive. Just keep my heart in your eyes and we'll stay alive." 
  • "Now the Miracle and the Sleeper know that the third is love. Love is the dance of eternity."

FINALLY FREE (Metropolis Pt.2: Scenes From A Memory, 2000)
Merupakan lagu terakhir dari album berjudul Metropolis Pt.2: Scenes From A Memory. Lagu ini berisikan kesimpulan akhir dari keseluruhan lagu yang ada di album tersebut. Album itu sendiri merupakan penjabaran dari lagu Metropolis Pt.1 yang bercerita tentang kisah cinta segitiga antara Victoria, Edward, dan Julian yang berakhir tragis. Yang ,membuatnya menarik adalah twist ending yang terdapat di lagu ini. Penasaran?





A NIGHTMARE TO REMEMBER (Black Clouds & Silver Linings, 2009)

Lagu pertama dari album Black Clouds & Silver Linings ini liriknya menceritakan tentang kecelakaan yang terjadi di masa lalu John Petrucci, gitaris Dream Theater. Diceritakan jelas dalam liriknya sebagai berikut:
Without warning, out of nowhere, like a bullet from the night. Crushing glass, rubber and steel, scorching fire, glowing lights. ... Lying on the table in this unfamiliar place. I'm greeted by a stranger, a man without a face. ... He shined a light into my eyes and said "Take this for the pain." ... It's a miracle he lived, it's a blessing no one died. By the grace of God above, everyone's survived.

THE BEST OF TIMES (Black Clouds & Silver Linings, 2009) 

Lagu ini dibuat khusus oleh Mike Portnoy sebagai kenangan akan mendiang ayahnya yang meninggal karena kanker. Bagi para penggemar Dream Theater, ini merupakan lagu dengan lirik yang sederhana, tapi cukup untuk membuat hati tersayat.
But then came a call, our lives changed forever more. You can pray for the change, but prepare for the end. ... These were the best of times. I'll miss these days. Your spirit guide my life each day.
Dalam extended play yang berjudul Wither, terdapat versi lain dari lagu ini, yakni yang dinyanyikan oleh Mike Portnoy sendiri.


SIX DEGREES OF INNER TURBULENCE (Six Degrees Of Inner Turbulence, 2002)

Lagu epic berdurasi 42 menit ini menceritakan tentang gangguan kejiwaan yang terjadi pada manusia, seperti  kepribadian ganda, trauma, schizophrenia, stres pasca melahirkan, autis, serta disasosiatif. Lagu ini terbagi menjadi 8 bagian, yakni:

  • Overture (instrumental)
  • About To Crash
  • War Inside My head
  • The Test That Stumped Them All
  • Solitary Shell
  • About To Crash (Reprise)
  • Losing Time/Grand Finale

I WALK BESIDE YOU (Octavarium, 2005)
Merupakan salah satu lagu pendek dari Dream Theater, salah satu lagu Dream Theater yang mudah didengar (easy-listening), namun tetap memiliki sentuhan khas Dream Theater seperti permainan simbal Mike Portnoy.







THE SPIRIT CARRIES ON (Metropolis Pt.2: Scenes From A Memory, 2000)

Salah satu lagu "slow" dari Dream Theater, yang juga merupakan salah satu hits mereka. Lagu ini menceritakan puncak dari pencarian Nicholas akan perempuan yang sering muncul dalam mimpinya. Seperti yang dikatakan pada lagu tesebut:
I used to be frightened of dying, I used to think that death was the end. But that was before, I'm not scared anymore. I know that my soul will transcend. ... Victoria's real, I finally feel a peace with the girl in my dreams. And now that I'm here. It's perfectly clear. I've found out what all this means.
Di lagu ini juga akan terdengar permainan gitar dari John Petrucci yang begitu menyayat dan dalam yang diimbangi dengan ketukan kombinasi permainan simbal dan snare khas Mike Portnoy.

CONSTANT MOTION (Systematic Chaos, 2007)

Lagu dibuka dengan permainan hi-hat khas Mike Portnoy yang diikuti dengan raungan gitar John Petrucci. Sekilas seperti tidak ada yang spesial dalam lagu ini, seperti lagu-lagu Dream Theater ada umumnya. namun, jika dicermati dengan baik, lagu ini merupakan salah satu lagu mereka yang sangat susah untuk dimainkan, dengan kata lain, "ber-skill" tinggi. Terutama di bagian solo di mana Mike Portnoy memainkan kombinasi hi-hat, snare, dan octobans dengan sangat luwes. Terdengar simpel namun susah untuk diikuti. Cocok untuk digunakan sebagai lagu penyemangat.

A RITE OF PASSAGE (Black Clouds & Silver Linings, 2009)

Lagu ini menceritakan tentang organisasi Freemasonry.
Since the New World Order plagued upon our fears, spreading accusations, and their radical ideas. A brotherhood of wisdom, strength, and dignity. Its rituals and secrets remain a mystery. beneath an ever watchful eye, the angels of the temple fly.

HONOR THY FATHER (Train Of Thought, 2003)

Lagu ini menceritakan tentang ayah tiri Mike Portnoy. Mike Portnoy tidak begitu suka dengan ayah barunya itu, seperti yang dikatakannya, "I'm not very good at writing a love song, so I decided to write a hate song." Suasana kebencian makin terasa dengan disisipkannya beberapa potongan dialog dari film Magnolia dan At Close Range.

Thursday, April 19, 2012

Sekilas tentang A Dramatic Turn Of Events


A Dramatic Turn Of Events
A Dramatic Turn Of Events merupakan salah satu album Dream Theater yang paling kontroversial. Mengapa? Hal ini dikarenakan hengkangnya sang drummer legendaris, Mike Portnoy, dari Dream Theater yang tentu menimbulkan pertanyaan dari berbagai kalangan. Bagaimana bisa ia keluar, siapa yang menggantikannya, dsb.

Left to right: Mike Mangini, John Myung, James LaBrie, Jordan Rudess, John Petrucci

Pengganti Mike Portnoy adalah Mike Mangini. Pria kelahiran Newton, Massachussetts, tanggal 18 April 1963 inilah yang lolos audisi drummer Dream Theater, mengalahkan 6 peserta lainnya. Sekadar tambahan, peserta audisi tersebut adalah drummer-drummer kelas dunia, seperti drummer G3, Extreme, dll. Peserta-peserta tersebut adalah Mike Mangini, Derek Roddy, Thomas Lang, Virgil Donati, Marco Minnemann, Aquiles Priester, dan Peter Wildoer. Dalam audisi tersebut, tiap peserta diminta memainkan drum pada lagu-lagu Dream Theater, yakni A Nightmare To Remember (alb: Black Cluds & Silver Linings), The Sipirt Carries On (alb: Metropolis Pt.2), dan The Dance Of Eternity (alb: Metropolis Pt.2) . Peserta juga diminta untuk melakukan jam session bersama angggota Dream Theater lainnya dan serangkaian test riff di mana mereka hanya diberikan ketukan berupa notasi angka.

Bersama Mangini, Dream Theater telah merilis satu album berjudul A Dramatic Turn Of Events pada 13 September 2011 kenarin. Di tengah spekulasi bahwa judul album adalah referensi samar untuk keberangkatan dari Mike Portnoy, Jordan Rudess menekankan bahwa itu sama sekali bukan referensi untuk siapapun, melainkan judul referensi tema berulang album perubahan dramatis seperti mental, fisik dan agama / rohani. Rudess juga telah mengatakan bahwa untuk album ini, Dream Theater telah mengalami perubahan musik, kembali mengevaluasi dan restrukturisasi "siapa kita dan apa yang kita lakukan". Rudess juga menggambarkan musik album sebagai "berat, latin, dan menghancurkan" dengan berbagai macam suara. Dia juga telah menyebutkan sering menggunakan album dari piano. John Petrucci menyebutkan bahwa album "menceritakan sebuah cerita ... tidak secara harfiah tetapi secara emosional" dan menyamai pengalaman ini dengan sebuah "roller coaster".

Dalam ulasan A Dramatic Turn Of Events, Rich Wilson menjelaskan materi album mengarah ke progressive rock dan menjadi "pengingat spiritual" dari album-album Dream Theater seperti Images And Words dan Metropolis Pt.2: Scenes From A Memory.

Berikut tracklisting dari album A Dramatic Turn Of Events:
  1. On The Backs Of Angels 
  2. Build Me Up, Break Me Down
  3. Lost Not Forgotten
  4. This Is The Life
  5. Bridges In The Sky
  6. Outcry
  7. Far From Heaven
  8. Breaking All Illusions
  9. Beneath The Surface
Tambahan:
  • A Dramatic Turn Of Events Limited Deluxe Collector's Edition berisi 2 disc dimana disc kedua berisi rekaman instrumental untuk tiap lagu.
  • "Bridges In The Sky" awalnya diberi judul "The Shaman's Trance".
  • A Dramatic Turn Of Events adalah album pertama Dream Theater dimana John Myung membantu dalam proses penulisan lirik sejak lagu Fatal Tragedy dari album Metropolis Pt.2: Scenes From A Memory.
  • Paul Northfield mengisi suara di lagu "Brakng All Illusions".

Overture.

Welcome to my blog.

This House Is Not For Sale Review: II. Track by Track (Reg)

Jakarta, 18 Mei 2017 Jarak antara Part satu  dan Part dua lumayan jauh. Yaaaaa.... gimana lagi. Sibuk sih. Pergi pagi pulang malam te...