Saturday, February 22, 2014

Rokok... Haruskah Hilang dari Masyarakat..?

Well, buat dipahami sebelumnya, artikel ini gue bikin dari sudut pandang gue sebagai non perokok dan mahasiswa ekonomi, dengan ilmu ekonomi yang gue dapetin seadanya pas kuliah ekonomi mikro dan makro. Dan di sini gue bukan berpihak kepada perokok, atau gue anti non perokok meski gue juga non perokok. Baca aja deh pokoknya. Kalo gak mau dibaca juga silahkan. :)
Buat yang pemikrannya pendek, silahkan menutup tab ini, atau memilih artikel lain di sini

"Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin" pastilah terdengar familiar di telinga kita.

Ya, tulisan itu sudah ada pada setiap bungkus rokok entah sejak kapan gue belom pernah menelaah sejauh itu. Tapi yang pasti dari gue SD udah ada.

Atau yang baru-baru ini, "Merokok Membunuhmu"

Tulisan-tulisan tersebut dibuat sebagai himbauan untuk para perokok agar menyadari bahwa perbuatannya dapat merusak kesehatan mereka dan segera menghentikan atau mengurangi perbuatan merokok. Kenyataan..?

Pernah baca postingan lucu di luar, ada 2 orang, perokok dan non perokok. Intinya si non perokok ceramah ke perokok kalo dia gak merokok, dia bisa beli Ferrari dari duit rokok itu. Dan si perokok pun balik nanya ke non perokok, "Apa anda merokok..?" / "Tidak" jawab si non perokok / "Lalu, mana mobil Ferrari anda..?" / "..." nonperokok pun terdiam.

Oke. Sekarang kita liat, sponsor sepak bola..? Sponsor bulu tangkis..? Dan lain-lain... Kalian tau itu apa..? Rokok. Di setiap acara pertandingan sepak bola atau bulu tangkis, jatah iklan rokok lebih banyak, karena memang mereka memberikan sponsor yang besar, yang paling besar porsinya. Apa jadinya kalau perokok menurun drastis..? Bisa jadi nantinya gak ada pertandingan bola.

Tau apa itu cukai..? Cukai itu pungutan pemerintah yang bertujuan untuk membatasi peredaran barang tertentu. Sederhananya gitu. Ada 2 jenis cukai yang ane tau di Indonesia, cukai tembakau dan cukai alkohol. Penyumbang pendapatan terbanyak dari cukai rokok. Apa akibatnya kalau perusahaan rokok gulung tikar..? Pendapatan menurun.

Jika perusahaan rokok gulung tikar, berapa banyak petani tembakau yang merugi..? Jika proses pelintingan masih tradisionil, berapa tenaga pelinting yang di PHK dan menjadi pengangguran..? Apa yang terjadi jika pengangguran meningkat..?

Perusahaan rokok gulung tikar, siapa sponsor utama acara pertamdingan sepak bola..? Nah lho.

Dan juga tidak mudah menyuruh petani tembakau untuk menani tanaman lainnya.

Pendek kata, akan terjadi banyak dampak samping jika rokok penggunanya diturunkan secara drastis. Terutama dari segi sosial dan ekonomi.

Lantas, bagaimana dengan perokok pasif yang katanya lebih parah terkena asap dari perokok aktif..?
Temen gue pernah berkata "Perokok pasif lebih rentan terkena kanker paru-paru daripada perokok pasif..? Jadilah perokok aktif." Ya itu cuman guyonan dia. Jangan ditanggapi. Jadi..? Menghindarlah. Kita memiliki hak untuk menghirup udara bersih, dan dia juga berhak untuk menikmati rokoknya. Menghindarlah, dengan demikian, kita tetap mendapat udara bersih, dan tidak mengurangi hak dia untuk merokok.

Merokok dapat menyebabkan kanker paru-paru. Bener. Tapi kanker paru-paru gak cuman dari rokok lho. Debu dari spidol whiteboard juga bisa. Pernah nonton, ada yang gak pernah merokok, tapi kena kanker paru-paru.

Oke. Non perokok mulai panas. Gue tanya lagi, sponsor bola apa..? Rokok kan..? Udah, jangan ribut... Toh mereka juga udah tau resiko mereka ngerokok. Terus, mana Ferrari kalian kalo gak merokok..?

Well. Segini dulu. Mungkin banyak yg panas, atau banyak yg beranggapan kalo gue perokok. Well, gue BUKAN PEROKOK, dan gue gak mendukung perokok. Gue pernah sekali nyoba ngerokok, depan bokap gue, dan gue batuk-batuk. Gue pro perokok..? Nope. Gue nyingkir kalo ada yg merokok, cuman gue gak berkoar-koar merokok itu merusak kesehatan. Sudah ditulis produsen rokok kok di kotaknya. Biarlah itu menjadi resiko perokok.

Lantas kenapa artikel ini pro perokok..? Gue cuman gak demen liat iklan "Merokok Membunuhmu". Itu gue anggap tidak menghormati hak perokok. Dan gue juga mau ingetin, kalo kontribusi perusahaan rokok itu besar dalam kehidupan sehari-hari.

So, kembali ke masing-masing pembaca aja. Ini opini gue. Kalian beropini lain, silahkan. Saya tidak melarang.

No comments:

Post a Comment

This House Is Not For Sale Review: II. Track by Track (Reg)

Jakarta, 18 Mei 2017 Jarak antara Part satu  dan Part dua lumayan jauh. Yaaaaa.... gimana lagi. Sibuk sih. Pergi pagi pulang malam te...